Wednesday, May 26, 2010

Agama Asli Suku Bangsa Dayak

Oleh : Misrita Kalang

Bagi penduduk asli pulau Kalimantan, agama asli bukanlah agama Hindu atau Budha, akan tetapi agama campuran dari kedua macam kepercayaan itu, setelah ditambah dan dikurangi di mana perlu oleh keadaan. Orang Belanda memandang, bahwa agama kepercayaan asli itu disebut “heiden” dan oleh penganutnya sendiri dinamakan agama helu atau agama jaman dahulu. Pada waktu sekarang ini, oleh suku Dayak Kalimantan diberikan nama baru buat agama mereka yakni Kaharingan artinya kehidupan yang abadi diambil dari bahasa Sangiang, yaitu bahasa Dayak kuno.
Agama Kaharingan juga memiliki unsur agama Hindu, Budha maupun Islam. Unsur-unsur Islam dapat dilihat pada penyebutan tiga kekuatan besar dalam Kaharingan yaitu Ranying Mahatala Langit yang menjadikan langit dan bumi, Tempun Telun yang melepaskan diri dari dosa, dan kekuatan lainnya adalah Maharaja Bunu yaitu sebuah kekuatan yang menguasai maut. Dewa-dewa tertinggi dalam agama Kaharingan juga disebutkan dengan istilah Pohantara yang berasal dari agama Budha dan Sangiyang ‘sanghyang’ merupakan istilah yang berasal dari Hindu, sedangkan untuk istilah Mahatalla merupakan istilah yang berasal dari kata Maha yang artinya Paling dan talla dari Allah ta’ala yang artinya Allah yang Tinggi yang diambil dari bahasa Arab sebagai pengaruh kuat Islam.
Penganut-penganut agama Kaharingan percaya kepada dewa-dewa, Sangiang-sangiang yang tinggal di alam atas kayangan, juga kepada roh-roh yang berdiam di pohon-pohon kayu besar, di teluk-teluk yang dalam, dalam muara-muara sungai atau dalam goa batu. Roh-roh itu berdiam pula pada beberapa jenis unggas, binatang-binatang buas. Menurut mereka, semuanya itu dapat mendatangkan kebahagiaan ~ roh baik ~ dan mendatangkan malapetaka ~ roh jahat.
Penganut kaharingan juga percaya kepada Dahiang karena adalah suatu alamat atau tanda bahagia dalam suatu pekerjaan atau perjalanan. Hal ini dialamatkan Ranying Mahatalla Langit dengan perantaraan sebangsa burung, sejenis ular khusus yang dijanjikan Tuhan untuk memberi alamat kepada makhluk manusia yang percaya akan kemurahannya. Siapa yang mengetahui dan percaya, maka terhindarlah ia dari bahaya yang menimpa dirinya. Sedangkan hal itu sebenarnya adalah sebagai suatu percobaan yang datangnya dari Tuhan untuk membuktikan kepercayaan manusia.
Kepercayaan kepada darah, adalah karena telah dijanjikan Tuhan, terutama darah korban yang disembelih untuk sesuatu maksud pemujaan. Seseorang yang disepuh dengan darah akan menerima rahmat Tuhan. Darah ini seringkali dipergunakan untuk menghapuskan sesuatu kejahatan, perselisihan, dan pertentangan. Oleh karena itu pada zamannya kadang-kadang suku Dayak itu tidak segan-segan untuk menumpahkan darah orang.
Kepercayaan kepada Pahanteran atau percaya kepada pemimpin upacara agama, untuk menunaikan syarat rukun kematian pada waktu Tiwah (upacara mengantar roh orang meninggal ke surga).
Sejak dikeluarkannya undang-undang yang menyatakan bahwa pemerintah hanya mengakui lima agama resmi antara lain : Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Dengan tidak dicantumkannya Kaharingan sebagai agama yang diakui oleh pemerintah maka kemudian Kaharingan melebur ke dalam agama Hindu menjadi Hindu Kaharingan karena Hindu dianggap agama yang banyak memiliki kesamaan pandangan dengan Kaharingan.

No comments: